Jumat, 10 April 2009

Peluncuran Hotspot di Malang

Smart City Dan Cyber City, Icon baru kota Malang
Lapisan masyarakat melek teknologi mulai subur. dari internet masuk desa, sampai layanan internet bebas kabel (Hotspot) tersebar di penjuru ruang di kota bunga tersebut.
Malang sudah menjelma menjadi Industri city. Gaya hidup masyarakat kota sudah menjelma menjadi modern style life, yang serba canggih dalam penggunaan tehnologi. Malang melalui program Tri Bina Cita-nya (sebagai Kota Pendidikan Internasional, Kota Industri dan Kota Pariwisata) menyulap kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya tersebut menjadi kota yang cerdas (smart city).
Upaya Malang menjadi Smart City pada tahun 2007 lalu diwujudkanya dengan peluncuran sedikitnya 65 area hotspot WiFi yang tersebar di berbagai sudut kota. Pengadaan Hotspot itu bukan hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah biasa menggunakan internet sebagai media informer mereka. Namun, pengadaan Hotspot Area ini juga diharapkan mampu mengenalkan bahkan mengakrabkan mereka yang melek internet, begitu yang diungkapkan kepala kantor pengolahan data elektronik (KPDE) Kota Malang, Rr. Tri Widyani P, Msi.
Menurutnya, Kota Malang yang terlanjur memiliki label sebagai Kota Pendidikan kini tak hanya dianggap atau dipandang saja. Melainkan label ini menjadi presser alias pendorong usaha pengembangan mutu dan kualitas serta berbagai sarana dan prasarana pendidikan di Kota Malang. Baik dari segi fasilitas fisiknya, seperti pengadaan perpustakaan “Cyber Library” dalam rangka meningkatkan kualitas baca dan mendorong minat baca. Yang hingga saat ini, akhirnya diikuti pula dengan peluncuran Hotspot Area di Kota Malang menuju Malang Cyber City (CMM).
Sejauh ini, lanjut lulusan S-2 Unair tersebut, Hotspot Area yang sudah terpasang di Kota Malang telah mencapai sekitar lebih dari 60 titik. Termasuk di dalamnya adalah, kawasan peta pendidikan Seperti daerah universitas dan sekolah tingkat menengah. “Sebenarnya tak terputus itu saja, bagi para bussiness persons maupun bagi orang-orang lain dalam public area pun bebas menggunakannya. Misalnya, saat seseorang pulang dari kerja yang kemudian melepas lelah sambil minum secangkir kopi hangat pada salah satu kafe di suatu plaza di Kota Malang pun bisa membuka notebooknya, lalu memulai surfing atau browsing sembari mendapat informasi hangat yang memungkinkan menjadi inspiration source bagi karirnya di hari esok,” terang Tri Widyani santai.
Tiya Darmayanti, salah seorang siswa SMA 4 negeri Malang, saat duduk santai bersama teman-temanya di areal tugu kota malang yang kebetulan sekolahnya berada persis di depan tugu kami hampiri, saat kami tanyai, ia mengaku sering memanfaatkan fasilitas hotspot, menurutnya sudah sejak pertengahan 2007 lalu kepala sekolahnya mensosialisasikan keberadaan hotspot yang ada di sekolahnya. “Bahkan guru kami saat mengajar di kelas menggunakan laptop dengan layanan hotspot. Kami para siswa pun sering dianjurkan untuk membawa laptop agar bisa mengakses internet secara mudah dan gratis,” jelasnya.
Senada denganya, Yusita ika Hariyani, yang masih teman sekelas Tiya mengaku sangat senang dan menyambut gembira program Pemerintah Kota (Pemkot) pengadaan hotspot tersebut, gadis yang mengaku sebagai ketua redaksi majalah sekolah, Stetsa, merasa mendapat kemudahan untuk mencari bahan jurnalistik buat majalahnya. “Tidak perlu banyak mengeluarkan biaya lagi, dan juga bisa bebas mencari sebanyak-banyaknya yang kita perlukan,” ucapnya sembari menata kaca matanya yang agak kedodoran.
Saat ditanya keuntungan fasilitas hotspot, Tiya mengaku dengan kepolosanya, “Ya, biar kita ndak gaptek, biar kita pinter ndak sekedar pinter, biar ndak ketinggalan berita, biar dapet temen banyak, yah pokoknya banyak yang kita dapatkan, lagian juga biar ndak katrok,” jawabnya sambil ketawa lepas.

CMM vs Education
Khusus kaitanya dengan dunia pendidikan, Tri Widyani mengaku Malang Cyber City didesain sebagai sistem pemelajaran interaktif-atraktif berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta media elektronik yang memungkinkan tenaga pendidik (guru/dosen/pakar) mengajar dan peserta didik (siswa/mahasiwa) belajar di mana pun dan kapan pun dalam suasana aman, nyaman dan menyenangkan, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah/kampus di Kota Malang.
Selain menempatkan Hotspot di taman, kelas atau perpustakaan sekolah dan kampus, lanjut wanita Magetan tersebut, MCC juga akan menempatkan Hotspot di lokasi-lokasi strategis yang dapat dijadikan alternatif tempat belajar yang nyaman dan aman bagi Peserta Didik. “Venue yang dapat dijadikan alternatif lokasi Hotspot di Kota Malang antara lain: Araya Plaza, Asrama Mahasiswa UM, Asrama Mahasiswa Unibraw, Balai Kota Malang, Bandara Abd. Saleh Singosari, Bioskop Mandala 21, Bioskop Sarinah 21, Dieng Plaza, Food Stall Gajayana, Food Stall Pulosari, Food Stall Sawojajar, Food Stall Trunojoyo, Gedung DPRD Kota Malang, GOR Ken Arok, Gym Jalan Bondowoso, Kantor-kantor Dinas/Cabang Dinas Pendidikan, Malang Olympic Garden, Malang Town Square (Matos), Perpustakaan Umum, Restaurant Fast Food (McD, KFC), Skate Park UM, Skate Park Unibraw, Stasiun KA Malang Kota, Taman Alun-alun Bundar (depan Balai Kota), Taman Hutan Malabar, Taman Wisata Rakyat, Terminal Bus Arjosari, Terminal Bus Gadang, Terminal Bus Landungsari, Velodrom Sawojajar, Warung Lesehan sepanjang jalan Soekarno-Hatta dan Tlogomas,” ungkapnya sembari sesekali melihat monitor komputer.

Masih merangkak
Alun-alun kota Malang yang merupakan salah satu areal hotspot nampak kurang dimanfaatkan masyarakat pengguna fasilitas murah tersebut, suatu siang kami berkunjung ke lokasi dan nampak seluruh pengunjung alun-alun yang terdiri kebanyakan kaum remaja yang hanya duduk-duduk manis sambil bercengkerama bersama pasangan mereka, hal ini menurut Tri Widyani, adalah persoalan waktu saja. Menurutnya informasi pemasangan hotspot belum sepenuhnya diketahui khalayak, lambat laun mereka akan tahu dan pada akhirnya akan memanfaatkanya.
“Kan semuanya masih dalam proses, memang banyak yang perlu dibenahi. Dalam membangun masyarakat berkemajuan itu kan tidak cukup dengan waktu setahun-dua tahun jadi, tapi, harus terus dibenahi dari waktu ke waktu sebagaimana pemasangan hotspot juga demikian, masih perlu banyak perbaikan,” jelasnya serius.
Menurut juru parkir Alun-alun, Rahman, yang sehari-hari kerjanya dilokasi tersebut, waktu kami ke alun-alun sempat menghampiri, ia mengaku yang sering bahkan terbilang rutin datang ke alun-alun dengan membawa laptop hanya dua orang. Menurutnya, laki-laki potongan bapak-bapak setiap malam datang dan remaja yang menurut dugaan Rahman adalah mahasiswa setiap menjelang sore rutin kesana. Hal ini menunjukkan belum maksimalnya sosialisasi kepada masyarakat bahkan cenderung terkesan sekadar memfasilitasi tanpa penanganan yang rapi. Lagi-lagi Tri Widyani berpendapat semua masih dalam proses.
Disinggung kerja sama dengan pihak mana saja dalam peluncuran hotspot tersebut, wanita yang tinggal di Tirtasani Estate malang tersebut mengaku, Pemkot dalam penggarapanya tidak sendirian. “Ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Malang dengan PT. Telkom. Dengan terpasangnya area hotspot di berbagai tempat dan taman kota Malang, nantinya Malang akan menjadi Taman IT, dan Malang Cyber City, yang pada gilirannya akan menuju Malang Kota Smart.” Ujarnya.
Dalam hal tersebut, terang Tri Widyani, pemerintah kota malang dan PT. Telkom mengadakan perjanjian kerjasama, dengan ditandai penandatanganan nota kesepahaman oleh walikota Peni Suparto dan general manager kandatel malang, Ir. Didik Sukasdi, MT. “Dukungan positif dari Walikota Malang pada implementasi ICT di Kota Malang bukan sekedar catatan. KPDE Pemkot Malang kini menjadi NOC bagi semua kantor-kantor dinas strategis dan kecamatan di lingkungan Pemkot Malang. Laman Pemkot Malang (www.pemkot-malang.go.id) senantiasa ter-update. Demikian pula pengaduan yang dialamatkan pengunjung atau warga ke laman Pengaduan (pengaduan.pemkot-malang.go.id) selalu terjawab dengan santun,” jelasnya mengakhiri.(mg_min)

Tidak ada komentar: