Senin, 17 Maret 2008

Festival Film Tarbiyah (FFT)

judul film
"cintaku dan sepertiga malam"
Tokoh :
Zuhri: pemuda alim (pemeran utama)
sarah: gadis pilihan
Zuhri
Pak Nawawi: bapak Zuhri
Bu Uswah: ibu Zuhri
Alya: adik Zuhri
Sania dan Alfi: temen sarah
Dodit: temen
Zuhri
Edo: dosen kuliah Zuhri
Mansyur: ustadznya Zuhri
Syahrul (Irul): Teman Zuhri
Karakter:
- Zuhri: lulusan pondok, alim (ghodzul bashor), kutu buku, berkemauan besar, biru al walidain, baik hati dan tidak sombong.
- Sarah: Pemalu, smart, lincah,
alim (ghodzul bashor), ABG (Akhwat Berjilbab Gede),
- Pak Nawawi: Keras, sabar, penyayang, disiplin.
- Bu Uswah: Lemah-lembut, penyayang, protektif, perhatian, sabar, rendah hati.
- Alya: Manja, penyayang, suka makan.
-
Sania: Cerewet, asal bunyi, responsif, centil tapi sopan.
- Alfi: cerdas, positif thinking, penuh pertimbangan, serius.
- Edo: Bijaksana, berwawasan luas.
- Mansyur: Agamis,
karismatik, sabar, radikal.
-
Syahrul (Irul): Perhatian, cerdas, friendship.
Pemain:
- Arip Hidayat '05 sebagai Zuhri
- Khusnul Amin '05 sebagai Syahru (Irul)
- Siti Khodijatul Muna '05 sebagai Uswah
- Nasyiatul Muyassaroh '05 sebagai Alfi
- Edi Sucipto '06 sebagai Pak Nawawi
- Nashrotun Nisa' '06 sebagai Sarah
- Rifai Azhar '06 sebagai Edo
- Kastur '07 sebagai Mansyur
- Usda '07 sebagai Alya
- Isna '07 sebagai Sania
-
Setting
Kamar kos, ruang kelas, kampus, rumah orang tua, musholla, taman.
Deskripsi film:

"Seorang pemuda lulusan pondok pesantren yg jauh dr pergaulan bebas dan hiruk pikuk kehidupan yg memutuskan kuliah di sebuah universitas besar di Indonesia. awal kuliah dia kaget melihat budaya kampus, mulai dr cra berpakaian, berkhalwat (interaksi/gandengan, boncengan antar lawan jenis), dan silaturrahim antar lwan jenis (kunjungan apel). dia merasa hrus adaptasi tp batinya terus menolak.tiap jam 2 pagi dia bermunajat mohon kpada Allah agar dikuatkan imanya menahan godaan wanita,
Jam beker yang slalu membangunkanya menjadi teman setia saat indah pertemuannya dg tuhan. karena seringnya dia melihat lawan jenis yg tampilanya seronok membuat dia akhirnya memutuskan mencari kriteria calon istri ideal hingga suatu saat dia memutuskan untuk menetapkan temen skelasnya mencari istri ideal.
konflik mulai muncul ketika dia tidak tahan lagi menahan hasrat ingin menikah karena pengaruh lingkungan sekitar, akhirnya dia menghubungi abahnya minta izin tuk menikah tp ditolak oleh abahnya. dia marah trhdap abahnya, esoknya dia minta persetujuan ibunya ternyata jawabanya sama dg abahnya. frustasi menghinggapi hari-harinya, akhirnya dia menemui guru spiritualnya (ustadznya), dan dia mendapat petunjuk kalau lum siap lahir maka berpuasalah. dzul kifli pun sadar akan kekuatan puasa dalam mengendalikan hawa nafsu, akhirnya ia sadar dan mintya maaf pada kedua ortunya dan tidak lupa pada sepertiga malam dia mhon ampunan Allah yang maha esa.