Sabtu, 11 April 2009

"University Inn" Pelopor Hotel Pendidikan Indonesia

Editor: Khusnul Amin
Menjadi hotel pendidikan pertama di Indonesia adalah kebanggaan tersendiri bagi Inn University . Hotel yang dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 5000 meter persegi di Jalan Raya Sengkaling No.1 Malang tersebut berusaha memberikan hal lebih bagi dunia pendidikan, berupa pemberian fasilitas dan kemudahan bagi akademisi dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Serta menjadi pelengkap fasilitas pendidikan dan memfasilitasi program-program pendidikan, baik berupa riset dan penelitian, pelatihan, ataupun pengembangan.
Direktur University Inn, Ratih Juliati, mengatakan asal muasal didirikanya hotel Inn bukanlah bisnis. Namun, berkaitan dengan rencana UMM untuk membuka jurusan D3 Perhotelan. “Karena alasan itulah, universitas bermaksud mendirikan laboratorium bagi mereka," ujar dosen Manajemen Strategi Pemasaran tersebut.
Masyarakat sejauh ini menilai, papar Ratih, hotel merupakan tempat “bersenang-senang”. Oleh karenanya, Hotel Inn berusaha mengubah pandangan masyarakat dan menyampaikan bahwa hotel juga bisa dijadikan sarana pendidikan. Pernyataan senada diungkapkan Koordinator Divisi Ruangan, Netti Triana, menurutnya University Inn sebagai hotel pendidikan, dimaksudkan untuk memfasilitasi program-program pendidikan seperti riset, penelitian, dan pelatihan.
Ikhwal proses pembangunan, Ratih menjelaskan berdirinya hotel Inn merupakan hasil usaha kampus dalam membuat studi kelayakan pembangunan mall dan hotel sekitar kampus. Namun setelah diajukan pada investor, perusahaan yang diantara usahanya dibidang pembangunan hotel, menyetujui membangun sebuah hotel pendidikan di Kampus Putih Malang. "Awalnya saya membuat studi kelayakan pembangunan antara mall dan hotel, dan akhirnya PT Parwa memilih menjadi investor pembangunan hotel," tuturnya.

Ciptakan Atmosfer Religi
Sebagai hotel pendidikan, University Inn berusaha mengajak setiap pengunjungnya dapat menjadi lebih baik, minimal mendapat ilmu baru. Diantaranya adalah perpustakaan umum dengan beragam buku bacaan, dilengkapi digital library, serta area hot spot memudahkan pengunjung yang hendak menggunakan internet.
Netti menuturkan, beberapa ruang diatur khusus sebagai tempat pertemuan dan pelatihan disertai peralatan yang mendukung. "Di setiap pintu masuk kamar atau kamar mandi ditempel doa, minimal pengunjung mengetahui doa masuk kamar mandi. Bahkan di setiap kamar sudah tersedia petunjuk arah kiblat dan sajadah," ungkap alumni SMKN 3 Perhotelan Malang itu.
Lebih jauh wanita asal Batu tersebut menambahkan, pemberian tulisan doa-doa yang tertempel di setiap sudut ruang hotel menjadi bentuk pendidikan yang diberikan secara tidak langsung. Diamini Ratih, menurutnya managemen ingin menciptakan hotel yang bernafas Islami dengan perilaku Islami, tanpa harus mencantumkan nama hotel yang Islami. “Hal tersebut tampak dari banyaknya kaligrafi yang tertempel di dinding dan seluruh karyawan putri wajib mengenakan jilbab serta tidak tersedianya minuman beralkohol,” tukas dosen ekonomi tegas.

Terus Berbenah Tak Kenal Lelah
Hotel yang mulai dibangun tahun 2003 dan diresmikan tanggal 25 Juni 2005 oleh Bupati Malang, Sujud Pribadi, selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan bagi para pengunjung. Diantara usaha yang dilakukan adalah dengan menyediakan Guest Comment Card, yaitu form saran kritik yang disediakan bagi para pengunjung. Sehingga, segala permasalahan yang menyebabkan ketidaknyamanan pengunjung langsung diketahui dan segera diperbaiki.
Kurang lebih tiga tahun sejak diresmikan, Hotel Inn telah mengalami perkembangan yang membanggakan. Terbukti dengan jumlah pengunjung yang bertambah dari tahun ke tahun. Yang biasanya hanya tamu-tamu sekitar Malang, sekarang sudah merambah sampai Surabaya. "Bahkan pernah ada bule Australia yang tinggal sampai dua bulan," papar Netti.
Bicara soal rencana pengembangan hotel, Ratih menjelaskan akan menambah ruangan untuk rapat. "Para pengunjung kebanyakan meminta ditambah ruang pertemuan, pernah ada yang menanyakan kolam renang. Namun, dilihat dari permintaan pengunjung, akan lebih bermanfaat jika membangun ruang rapat baru," terangnya. Lebih jauh Ratih, yang pernah menjabat sebagai Asisten Rektor Unit Bisnis itu mengatakan bahwa prosentase perkembangan hotel baik dari pendapatan maupun pengunjung, dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jika diprosentasikan mulai dari 5 sampai 10 %.

Kemudahan Bagi Warga UMM
Sebagai unit usaha Kampus Putih yang diperuntukkan untuk umum dan warga kampus, University Inn memberi kemudahan bagi para warga UMM yang hendak menggunakan fasilitas di dalamnya. Diantaranya adalah kafe mahasiswa yang bisa digunakan diskusi atau pertemuan, tanpa harus membayar uang sewa kafe. Dengan suasana sejuk, sepi serta makanan dengan harga yang terjangkau mahasiswa, semakin nyaman untuk menggunakannya. Disamping untuk mahasiswa, Hotel Inn juga disediakan sebagai tempat penginapan dosen dari luar kota ataupun tamu asing yang ada hubungannya dengan UMM.
University Inn menjadi salah satu kebanggaan Kampus Putih dan mampu menjadi bukti identitas The Real University sebagai Kampus Pariwisata. "Secara tidak langsung, para orang tua mahasiswa yang menginap menjadi bangga dan merasa memiliki, sebab biasanya kampus-kampus lain hanya memiliki Guest House. Tapi UMM telah memiliki hotel," tegas Ratih bangga.

Tawarkan Konsep Tradisional Modern
Hotel yang bernuansa coklat tersebut, memang sengaja mengedepankan kesederhanaan dan kehangatan dalam hawa sejuk kota Malang. Konsep tradisional terlihat dari interior bangunan yang dipenuhi ukiran dari kayu, seperti kursi. Bahkan di pintu masuk pengunjung akan langsung melihat dua buah sepeda angin zaman kuno, orang Jawa menyebutnya sepeda unto.
Menurut Ratih, pihak hotel ingin meniru filosofi masyarakat Jawa melalui sepeda unto. "Orang Jawa identik dengan sepeda angin atau ontel, kami ingin mencontoh kesabaran mereka, dengan jalan setapak demi setapak tetap semangat dan menjadi modal dalam bekerja," jelasnya. Bukan hanya itu, penerima tamu semua pakai blangkon, yaitu semacam tutup kepala sebagai pelengkap pakaian khas Jawa. Adapun minuman khas penyambut tamu atau disebut welcome drink, lebih memilih minuman tradisional yang menyehatkan dan menghangatkan tubuh, yakni wedang rempah yang disajikan menggunakan cangkir dari batok, kulit kelapa bagian dalam.
Karena beberapa kelebihan itulah membuat pengunjung terkesan terhadap Hotel Inn. Seperti salah satu rombongan pengunjung, Vivid beserta keluarga mengaku merasa puas dengan pelayanan di hotel kampus tersebut. "Dengan tarif yang ada, saya rasa sudah sesuai dengan pelayanannya," ujar ibu asal Malang tersebut. mg_rom

Tidak ada komentar: