Jumat, 10 April 2009

Menelisik Malang Sebagai Sentra Produksi Susu

Susu, Komoditas Utama Masyarakat Malang Raya

Selain bunga, suhu dingin dan buah apel sebagai icon Malang, ternyata kota pelajar ini juga merupakan penghasil komoditas susu sapi perah terbesar di Jawa Timur.
Masyarakat Indonesia secara umum memahami makanan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah empat sehat lima sempurna. Susu sebagai bagian penyempurna kebutuhan tubuh sejauh ini dianggap minuman mewah dan hanya bisa dijangkau orang kaya saja, harganya yang mahal sering kali menjadi alasan meninggalkan minuman tersebut, lebih dari itu bagi bayi yang tinggal di pedesaan, susu dianggap bukan kebutuhan mendesak, sehingga pemenuhanya tidak menjadi prioritas, alhasil banyak bayi mereka mengidap gizi buruk.
Sampai saat ini, susu olahan ataupun murni banyak dikonsumsi bayi. Tidak sedikit susu yang dikonsumsi berasal dari susu import, namun untuk wilayah Jawa Timur, pemenuhan kebutuhan susu terbesar berasal dari wilayah Malang Raya. Susu yang berasal dari peternak warga Batu mutunya baik, demikian ungkap kepala seksi pembinaan dan pengembangan industri kota Batu, Hariyadi Agung, saat ditemui Bestari di kantornya.
Menurut Hariyadi, suplai susu mentah dari peternak warga Malang Raya bisa mencapai 360 sampai 400 ton perhari, dengan hampir semuanya dipasok industri pengolahan susu (IPS) besar, dan sangat sedikit yang diolah KUD sendiri untuk dijual baik berupa olahan maupun sebagai susu murni. “Suplai susu mentah 95% diserap PT Nestle. Hanya 5% masuk pasar lokal dan untuk diversifikasi produk, “ ujarnya.
Kenyataan itu, lanjut lulusan UB Malang tersebut, tidak lepas dari minimnya kemampuan masing-masing KUD mengolah sendiri susu mentah hasil ternak warga Malang Raya menjadi Industri susu. “Berdasar data, PT Nestle yang memiliki kapasitas produksi mencapai 650 ton per hari, mendapat pasokan dari sekitar 300 koperasi susu di Jawa Timur dan sebanyak 400 ton per hari berasal dari peternak Malang Raya, artinya sekitar 60% kebutuhan susu mentah PT ini dipasok oleh sekitar 19 koperasi susu yang ada di Malang Raya. Sebagaimana diketahui KUD di Malang terkenal terbesar dibanding dengan kota lain,” tukasnya.
Terkait pasokan susu, karyawan KUD Mitra Bhakti Junrejo yang tidak mau disebutkan namanya tersebut mengaku di Junrejo terdapat sekitar 400 peternak sapi perah aktif yang setiap harinya bisa menghasilkan susu mentah sekitar 10 ton perhari. Pada kunjungan Bestari dilokasi, terdapat banyak warga yang setiap sore membawa ember terbuat dari seng yang tertutup rapat berisi susu segar yang masih mentah. “Kate tak gowo neng KUD (mau saya bawa ke KUD), lumayan buat sangu sekolah putuku (buat dana sekolah cucuku),” jawab salah seorang peternak sapi perah tinggal di Jeding Junrejo, Kasman, sore itu saat buru-buru keluar rumah.

Harga Terjangkau Mutu Bagus
Pada kesempatan yang sama, seorang Ibu konsumen susu yang mengaku langganan susu murni mengaku percaya dengan mutu hasil ternak sapi perah warga Jeding, menurutnya minum susu murni lebih aman dibanding susu formula atau kemasan. “Saya lebih merasa aman dengan membeli susu mentah yang kemudian saya masak sendiri, selain itu, harga yang ditawarkan susu mentah juga relatif murah,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Abdullah Hasyim, menurutnya beli susu mentah lebih puas dan aman, faktor usia senja, lanjutnya membutuhkan energi yang lebih sehingga dia memutuskan berlangganan susu mentah. Disamping itu, harga susu mentah juga murah. “Saya kalau sudah kerja sedikit-sedikit pasti capek, maklum sudah tua, tapi minum susu setiap hari bisa sedikit membantu kebutuhan energi, ya paling-paling tiap hari beli satu liter, kan Cuma dua ribu lima ratus rupiah,” tukas pengasuh pesantren berbudaya ilmiah tersebut.
Pernyataan tersebut diamini Istri Abdullah, sebut saja namanya Umi, dia mengaku senang dengan perkembangan kesehatan Abdullah, menurutnya biarpun sudah tua tapi masih nampak sehat dengan rajin minum susu. Berlangganan susu mentah lanjutnya sangat baik, selain untuk memenuhi kebutuhan energi masa usia senja sangat baik juga dikonsumsi seluruh keluarga sebagai minuman sehari-hari. “Saya sering beli susu di KUD Dau, saya pikir susu mentah lebih terjangkau harganya,”ungkapnya.
Peternak sapi perah, Kasman, mengaku menjual susu mentah di KUD dengan harga Rp. 2.300- Rp. 3.700 perliter. Meski menurutnya harga ini cukup murah tapi dia senang bisa tetap menjual susu, tapi dia mengeluhkan saat kemarau tiba pakan ternak sulit dicari akibatnya produksi susu terhambat, paling banter susu yang dihasilkan merupakan kualitas rendah. Biar begitu, dia juga berharap harga susu bisa naik lagi agar kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi dari hasil ternak sapi perah. “Ealah, kan namung niki mawon sumber koyo kulo (maklum, ternak sapi perah saja mata pencaharian keluarga saya),” keluhnya lugu.

Masyarakat Malang Raya Perlu Buka Mata
Banyaknya potensi ekonomi di Malang Raya menjadikan kota terluas di Jawa Timur setelah Surabaya tersebut sebagai daerah produktif. Mulai dari potensi ekonomi yang terdapat di perkotaan dengan hiruk pikuknya sampai pada masyarakat pedesaan dengan hasil tanahnya serta ternaknya yang luar biasa melimpah. Walaupun Malang daerah yang kaya, tapi tidak semua komoditas potensi ekonomi bisa dimanfaatkan dengan baik, susu sapi perah hasil ternak masyarakat Malang Raya contohnya, belum mampu menjadikan masyarakat desa berkehidupan layak, demikian ungkap Hariyadi Agung.
Menurutnya sudah saatnya masyarakat buka mata dengan kenyataan tersebut. Dinas perindustrian dan perdagangan sebagai pemantau dan pembimbing industri (mg_min)

3 komentar:

iwan halim saputra mengatakan...

assalam wr.wb

saya iwan mhsw universitas wijaya kusuma surabaya mas Amin,saya tertarik dengn pemikiran anda.
klo boleh tau,apa yang sudah anda lakukan sampai dengan saat ini????
trimakasih,,
wasalam

iwan halim saputra mengatakan...

assalam wr.wb mas Amin,,

saya iwan mahasiswa universitas wijaya kusuma surabaya., saya tertarik dngn pemikiran anda.
klo boleh tau, apa yang sudah mas Amin lakukan sampai saat ini....
trmksh

Khusnul Amin mengatakan...

alaikumsalam. Wr wb. mas Iwan
senang sekali anda sudi bersilaturrahim/ gabung di blog saya. sebelumnya saya perlu mengkonfirmasikan,saya menulis tulisan ini pas masih aktif di jurnalis kampus UMM. dan pemikiran saya dalam tulisan ini hanya sebatas karya kecil untuk dimuat di mass media. untuk follow up atas opini tersebut belum ada.karena skarang saya sudah lulus kuliah dan kebetulan berprofesi sebagai pengajar STM. thank..